Rabu, 05 Oktober 2011

Target Marketing

Memilih Target Marketing
  • Responsif. Pasar yang dituju harus responsif terhadap produk yang akan diluncurkan. Untuk mendapatkan respon yang positif maka perlu diketahui target market yang tepat sebelumnya. Responsif pasar bisa dengan bantuan riset pasar atau melakukan jajak pendapat dengan mengacu pada segmentasi pasar konsumen.
  • Potensi Penjualan. Tidak hanya dihitung dari jumlah populasi, tetapi juga ditentukan oleh daya beli dan keinginan pasar untuk memilikinya. Keinginan ini harus diciptakan dengan mempertimbangkan kesiapan pasar menerima produk tersebut, kelayakan produk dan kemampuannya meningkatkan kepuasan konsumen.
  • Jangkauan Media. Media untuk promosi memiliki pengaruh besar terhadap tercapainya hasil optimal dari pemasaran suatu produk. Harus dapat dicapai dengan optimal, sehingga perlu perencanaan media iklan yang tepat serta memahami karakter media tersebut.
  • Sensitifitas Terhadap Pasar. Untuk mempertahankan sebuah target maka perlu selalu memantau keadaan dinamika pasar secara konsisten.
POSITIONING : Penempatan suatu figur/nama yang melekat kuat dalam pikiran seseorang.
Suatu hal yang dilakukan untuk mempengaruhi otak konsumen, menempatkan produk dalam khayalannya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasi dirinya dengan produk tersebut atau membuat citra produk yang dapat ditawarkan pada konsumen sehingga memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dibenak konsumen.

Syarat membangun positioning : 
-kajian konsumen
-perusahaan produsen
-kompetitor
-perubahan

Dasar dari positioning sebuah jasa : reliability (tahan uji), assurance (jaminan), tangibles (bukti yang nyata), empathy (perasaan), responsiveness (pertanggung jawaban) 
  
Agar bisa diterima masyarakat adalah : 
a) Melalui karakteristik produk. Contoh : pepsi, aqua
b) Melalui pengutamaan harga. Pengiklan memilih harga murah sebagai hal yang akan ditonjolkan.
c) Melalui pengutamaan penggunaan produk. Pengiklan harus memilih kegunaan khusus dari produknya untuk memposisikan diri.
d) Melalui kelas pemakai produk. Memposisikan produk pada suatu kelas tertentu.
e) Melalui kelas produk. Beberapa produk yang "terjepit" perlu melakukan keputusan positioning yang kritis dengan mengaitkannya pada kelas produk yang bersangkutan.
f) Melalui simbol kultur/budaya. Simbol dijadikan identifikasi ini memiliki arti penting bagi konsumen.
g) Melalui kompetitor. Proses untuk menjadikan produk nomor satu dibandingkan dengan pesaingnya yang nomor dua, secara budaya tipe yang satu ini kurang etis di Indonesia tidak seperti di Amerika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar